Syirik Lebih Besar Dosanya Dari Zina, Mabuk, Mencuri, Tinggal Shalat

🎁 AL-KASYF (Layanan Konsultasi Syari’ah & Fiqih) 🎁 No.

*458 - Syirik Lebih Besar Dosanya Dari Zina, Mabuk, Mencuri, Tinggal Shalat*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

_Pertanyaan_

📻 Apa dosa yang paling besar? Kalau zina dan mabok gimana? Katanya, dosa meninggalkan shalat lebih besar daripada syirik.

📝 Ditanyakan oleh Saudara *Aji Pamungkas* (0856-9474-0432) pada _17 Juli 2023_ via WhatsApp dengan sedikit editing

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

_Jawaban_

📒 Semua ulama salaf dan khalaf sepakat bahwa syirik adalah dosa terbesar nomor satu. Tidak ada satupun ulama yang menempatkan maksiat tertentu pada posisi berada sebelum syirik dalam artian lebih besar dosanya daripada syirik. Kalaupun Imam Ibnul-Qayyim berlandaskan QS. Al-A’raf (7): 33 menilai dosa berkata tentang Allah tanpa ilmu sebagai dosa yang lebih besar daripada syirik sesungguhnya _berkata tentang Allah tanpa ilmu juga termasuk syirik_. Mengingat berkata tentang Allah tanpa ilmu berarti memposisikan diri kita sebagai Al-’Alim yaitu tahu tentang Allah padahal Allah tidak memberi ilmu tentang itu, padahal hanya Allah yang Al-’Alim. 

🍿 Konklusi bahwa syirik merupakan dosa terbesar adalah final berdasarkan banyak sekali ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits yang selalu menempatkan syirik dalam posisi nomor satu dalam urutan dosa-dosa, kendati tidak akan pernah ditemukan dalam Al-Qur`an maupun hadits teks berbunyi, “Syirik adalah dosa paling besar nomor wahid.”. Zina, mabuk, mencuri, meninggalkan shalat barulah lebih besar dari syirik manakala mengingkari ketetapan Allah bahwa ketiga perbuatan maksiat tersebut adalah dosa. Dalam posisi itu pun termasuk syirik karena berarti menyekutukan diri kita dengan Allah sebagai penentu dosa atau tidak.

🏛️ Manakala ada seseorang berbuat zina, mabuk, mencuri dan meninggalkan shalat tapi meyakini keempatnya adalah dosa maka ‘hanya’ berstatus dosa besar dan tetap tidak lebih besar dari syirik. Berbeda, ketika seseorang zina, mabuk dan meninggalkan shalat sembari meyakini zina bukan dosa, mabuk tidak dosa, meninggalkan shalat boleh-boleh saja karena shalat lima waktu tidak wajib maka dia sudah murtad dan tergolong memposisikan dirinya setara dengan Allah dimana hanya Allah yang satu-satunya berhak menetapkan mana dosa dan mana bukan dosa.

🤖 Kembali kepada inti masalah, mengapa syirik menjadi dosa terbesar urutan pertama? Karena musyrik (seseorang yang menyekutukan Allah) adalah orang gila sekaligus pelaku kesalahan/kekeliruan terbesar, terparah, terfatal. Fakta bahwa 1 + 1 sama dengan 2 adalah rasionalitas yang tidak terbantahkan. Fakta bahwa matahari bersinar siang hari dan bulan bercahaya malam hari adalah aksiomatika yang tidak terelakkan. Fakta bahwa batu keras, kapas lembut, gas tidak bisa dipegang adalah logika yang tidak tergugatkan. Fakta-fakta semacam ini manakala dipersalahkan seseorang maka orang tersebut adalah orang gila. Musyrik gila karena dia tidak mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Seseorang yang memilih menjadi gila seperti tersebut tadi padahal akalnya waras adalah pelaku kesalahan terbesar, sebagaimana musyrik.

🪹 Sejatinya, pelaku syirik distatuskan Allah sebagai sudah berbuat dosa terbesar adalah karena Allah lah yang berhak menentukan mana dosa terbesar mana yang bukan terbesar. Lebih dari itu, adalah karena analogi tadi. Allah benar-benar tersinggung dan marah ketika diperlakukan tidak terhormat oleh pelaku syirik. Musyrik memposisikan selain Allah dalam posisi setara atau bahkan lebih tinggi daripada Allah. Jelas Allah tidak terima, sebab Dialah yang menciptakan segalanya selain diri-Nya termasuk manusia, tapi kenapa tega manusia berbuat syirik.

🫐 Mungkin masih terpikir pertanyaan, kenapa syirik tetap lebih besar dosanya daripada zina, mabuk, mencuri? Padahal zina jelas dampak buruknya, mabuk juga jelas efek negatifnya, mencuri jelas merugikan, sementara syirik tidak merugikan siapa-siapa. Jawabannya, kata siapa tidak merugikan siapa-siapa? Allah memang tidak rugi apa-apa kalau ada manusia yang berbuat syirik, tapi justru manusia sendiri yang rugi baik si pelaku kesyirikan maupun orang-orang yang berelasi atau berinteraksi dengannya. Si pelaku syirik walaupun kesyirikannya kecil sesungguhnya kesyirikannya mempengaruhi kenormalan logikanya dan kebersihan qalbunya sehingga berdampak pada kestabilan kesehatannya kemudian lingkungan sekitarnya pun terkena efek sampingnya.

🏀 Mungkin ada pertanyaan lanjutan, kalau memang syirik itu berdampak buruk pada sosial, kenyataannya orang-orang nashrani, yahudi, budha, konghuchu, hindu, atheis, agnostis, yang baik perilakunya banyak kok? Jawabannya, kenyataan tersebut sudah diteliti secara statistik? Jika belum, berarti hanya anggapan saja, bukan fakta! Justru faktanya, mereka semua adalah penyebab murka Allah sehingga kehidupan dunia menjadi tidak baik-baik saja. Salah satu buktinya adalah hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ’Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menghadap ke arah kami dan bersabda,

" يا معشر المهاجرين خصال خمس إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ : لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا. َلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ .وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا .وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ .وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ".

_”Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima hal yang jika kalian terjatuh ke dalamnya, aku berlindung kepada Allah supaya kalian tidak menjumpainya- (1) Tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya, (2)Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditimpa paceklik, susahnya penghidupan dan kezaliman penguasa atas mereka. (3) Tidaklah mereka menahan zakat (tidak membayarnya) kecuali hujan dari langit akan ditahan dari mereka (hujan tidak turun), dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, niscaya manusia tidak akan diberi hujan. (4)Tidaklah mereka melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh mereka (dari kalangan selain mereka; orang kafir) berkuasa atas mereka, lalu musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki (5) Dan selama pemimpin-pemimpin mereka (kaum muslimin) tidak berhukum dengan Kitabullah (al-Qur’an) dan mengambil yang terbaik dari apa-apa yang diturunkan oleh Allah (syariat Islam), melainkan Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.”_ *[Sunan Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih]*

🎪 Hadits ini menunjukkan, kalau kelima perbuatan dosa tersebut dikerjakan oleh umat Islam maka akan ada efeknya secara langsung, bagaimana lagi bila dikerjakan oleh umat non-Islam. Faktanya kelima kelakuan dosa tersebut dikerjakan oleh umat non-Islam. Maka jangan pernah berpikir pelaku kesyirikan tidak berdampak buruk pada sosial!

📝 Dijawab oleh *Ust. H. Brilly El-Rasheed, S.Pd., M.Pd.*

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📣 Pengumuman Penerimaan Santri Baru Pesantren Mahasiswa Dar Al-Madzahib Al-Islamiyyah, Sumlaran, Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur yang berlokasi 1 Km arah barat Kampus UNISDA. 

🪺 Saldo infaq yatim Rp 800.000,- (Update 8 Juli 2023). Ada 34 anak yatim asuhan kami. Setiap acara MAYAPADA (Majelis Yatim Piatu Dhu'afa) masing-masing anak mendapat Rp 100.000,- dan konsumsi. 

📺 🇧 🇨 🇶 🇺 🇫 🇮  (Broadcast Quantum Fiqih) telah melayani KASYAF (Konsultasi Syariah dan Fiqih) hampir 600 sesi secara gratis/free tanpa syarat, baik secara tatap muka atau jarak jauh, baik lisan maupun tertulis, baik masalah Aqidah, Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlaq, Keluarga, dan lain sebagainya. Sampaikan pertanyaan melalui ustadzjibril@gmail.com atau WhatsApp 0821-4088-8638. Jangan lupa sampaikan *nama dan kota domisili*. Jika pertanyaan mengandung aib, maka identitas penanya akan dirahasiakan.