Hadits Kebangsaan #1

 



Tak hanya ayat-ayat suci Al-Qur`an yang mengandung poin-poin karakter kebangsaan. Banyak pula hadits-hadits Nabi yang bisa kita jadikan sebagai bahan kontemplasi untuk membangkitkan rasa berkebangsaan, berikut diantarnya.


    عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا ....... وَفِي الْحَدِيثِ دَلَالَةٌ عَلَى فَضْلِ الْمَدِينَةِ وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبِّ الوَطَنِ والحَنِينِ إِلَيْهِ   

“Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya [untuk mempercepat] karena kecintaan beliau pada Madinah. [HR. Al-Bukhari, Ibnu Hibban, dan At-Tirmidzi]   


Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqalani [wafat 852 H] dalam kitabnya Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari [Beirut, Dar Al-Ma’rifah, 1379 H, Juz 3, hal. 621], menegaskan bahwa dalam hadits tersebut terdapat dalil [petunjuk], pertama, dalil atas keutamaan kota Madinah; kedua, dalil disyariatkannya cinta tanah air dan rindu padanya.   




Komentar